Senin, 20 Februari 2012

PENGEMBANGAN HHBK TANAMAN KETAK; Menjawab Tantangan Kebutuhan Bahan Baku Kerajinan Anyaman Ketak di Kabupaten Lombok Tengah


Tim Survei Habitat Ketak Dishutbun Kab. Loteng
Pengembangan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) berupa pengembangan tanaman ketak di Kabupaten Lombok Tengah memiliki potensi yang tinggi meliputi potensi lahan, potensi sumber daya manusia dan yang tidak kalah pentingnya adalah potensi pasar. Luas hutan Kabupaten Lombok Tengah seluas 23.726,39 ha yang tersebar di bagian utara, bagian tengah dan bagian selatan wilayah kabupaten Lombok Tengah merupakan habitat bagi tanaman ketak.

Konsep pembangunan kehutanan di Kabupaten Lombok Tengah lebih mengedepankan pemberdayaan masyarakat sekitar hutan agar upaya mewujudkan pemantapan kawasan hutan yang lestari dan masyarakat sejahetra dapat tercapai. Sumber Daya Manusia yang berpotensi untuk diberdayakan dalam pengelolaan kehutanan (pengembangan tanaman ketak) sangat memadai, mengingat jumlah masyarakat Lombok Tengah yang mengelola  kawasan hutan secara legal cukup banyak misalnya pada pengelolaan hutan dengan pola HKM dan pola HTR sebagai mana tabel berikut  ini : 
 
 Tabel Jumlah Kelompok Tani Kehutanan di Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2011.
No
Kecamatan
Desa
Luas (Ha)
Jumlah
Ket
Klp
Anggota (Org)
1.
Batukliang Utara
Lantan
349
16
599
Pola HKM


Aik Berik
840
53
1.261


Karang. Sideman
403
17
741


Steling
217,5
19
4.266
2..
Praya Barat Daya
Pandan Indah
1.39,37
4
247
Pola HTR


Bt. Jangkih
130,22
3
155
3.
Praya Barat
Mangkung
77,35
4
158


Kabul
356,11
9
571
Jumlah
2.512,55
125
7.998



Anyaman Ketak
Anyaman ketak mula-mula berkembang sekitar tahun 1986 di Desa Nyurbaya Gawah Kecamatan Narmada Kabupaten Lombok Barat, karena bahan baku yang berlimpah disana. Pada tahun 1988 pemerintah mulai melakukan pembinaan serta intensif berupa pelatihan keterampilan, pengembangan design, pameran baik lokal maupun nasional, sehingga produk anyaman ini dapat berkembang mulai dari Lombok Barat, Lombok Tengah ke Lombok Timur.

Berburu tanaman ketak yang tumbuh alami
Dalam perkembangannya sampai dengan sampai dengan tahun 2011, kerajinan antaman ketak ini terdapat di 3 (tiga) kabupaten yaitu Kabupaten Lombok Barat, Lombok Tengah, dan Lombok Timur, dengan sentra 64 sentra, Unit Usaha 15.004 buah dan dapat menampung tenaga kerja sebanyak 25.631 orang serta menyerap investasi sebesar 3.816.663.000,-. Desa Beleka adalah salah satunya. Desa yang terletak 15 km di arah Timur kota Praya, Kecamatan Praya Timur, Kabupaten Lombok Tengah ini merupakan salah satu pusat kerajinan tangan, terutama kerajinan rotan dan ketak.      
    Ketak sudah mendunia
    Ketak tidak hanya dipasarkan domestic akan tetapi juga menembus pasar mancanegera seperti Malaysia, Singapura, Cina, New Zaeland, Jepang, Amerika Serikat, Australia, Belanda, Inggris, Prancis, Spanyol, Belgia dan Swiss. Para exporter dan importer baik yang berada di Lombok ataupun dari daerah alinya ikut aktif dalam penjualan ketak ke Mancanegara atau domestic yang membuat permintaan kerajinan ketak dan bahan bakunya naik sangat siginifikan. Saat ini bahan baku ketak sudah tidak mampu dipenuhi oleh produksi ketak dari Pulau Lombok untuk itu para perajin dan pemilik artshop mendatangkan bahan baku dari luar pulau Lombok seperti Flores, Kalimantan Selatan dan Sumbawa.

    Mencoba mengatasi permasalahan kelangkaan bahan baku ketak tersebut Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Lombok Tengah menjajaki kerjasama dengan Universitas Brawijaya untuk melakukan kajian pengembangan tanaman ketak. Output yang diharapkan antara lain : teridentifikasinya agroklimat yang sesuai bagi perkembangan tanaman ketak, terlaksananya perbanyakan bibit tanaman ketak melalui teknik kultur jaringan, tersedianya demplot pengembangan tanaman ketak seluas 10 Ha (5 ha di kawasan hutan bagian selatan yang relatif kering dan 5 ha di kawasan hutan bagian utara yang relatif basah). Kebutuhan anggaran bagi kegiatan ini sebesar Rp. 200.000.000,- (Dua Ratus Juta Rupiah)  alokasi anggaran Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Lombok Tengah tahun Anggaran 2012.



    Jumat, 03 Februari 2012

    KEGIATAN PRUKAB TAHUN 2011 DALAM GAMBAR

                                                        

    Petani memberi makan kabing PE peliharaannya
    Penderopan Kambing ke Lokasi Petani Penerima
                                                
    Kunjungan Bapak Bupati ke Lokasi Kelompok Tani Penerima PRUKAB
    Monev Dishutbun Loteng ke Lokasi Kelompok Tani
    Monev Dishutbun Loteng ke Lokasi Kelompok Tani

                                                                              

    Kondisi Kambing Setelah dipelihara Petani
    gmelina vs padi
    gmelina vs semak
    gadis desa vs gadis kota
    kakek menanam cucu memanen